Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang rumit dan sulit bagi setiap peneliti. Merumuskan judul dan masalah merupakan pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu dalam bidang –bidang yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti.
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian dan judul penelitian.
Masalah sebenarnya adalah hal pertama yang dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika merencanakan proyek penelitian. Walaupun di atas kertas, yang pertama muncul adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah masalah penelitian.
Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:
1. Tidak semua masalah dilapangan dapat di uji secara empiris.
2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-masalah.
3. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
4. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.
Rumusan masalah penelitian mempunyai beberapa syarat:
1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogatif); rumusan dalam kalimat tanya sangat dianjurkan, karena dapat lebih bersifat khas dan tajam.
2. Rumusan hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. Suatu pertanyaan penelitian; Bagaimanakah pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri? Tidak bersifat khas, karena fungsi ventrikel kiri dapat dilihat dari pelbagai segi. Pertanyaan penelitian; Apakah pemberian obat berhubungan dengan peningkatan curah jantung? Lebih bersifat khas dan tidak dapat ditafsirkan lain.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah. Contoh penggabungan pertanyaan penelitian ini sulit untuk dijawab dengan satu uji hipotesis. “Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan tekanan darah, menaikkan frekuensi nadi, dan tidak berpengaruh pada penampilan miokardium? Penguraian pertanyaan tersebut menjadi tiga pertanyaan terpisah akan lebih mudah dimengerti, yang masing-masing dapat diuji dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
4. Rumusan hendaklah padat dan jelas.
5. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan poerasional.
Pada umumnya rumusan masalah diawali dengan kalimat sebagai berikut:
a. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Atau:
b. Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:
Atau:
c. Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Contoh
a. Apakah bayi yang lahir dari wanita yang suaminya merokok mempunyai berat lahir yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari wanita yang suaminya bukan perokok?
b. Apakah penambahan obat A pada regimen standar berhubungan dengan penurunan angka kematian pasien meningitis tuberkulosa?
c. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat keberhasilan program keluarga berencana di suatu daerah urban?
Sumber
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.
Riyanto Y. Metodologi penelitian pendidikan. SIC; Surabaya; 2001
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar